Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers

* the me *
a woman who learn to be a mom and a friend for her child

* link *
Ayahbunda-online
Parent Center
Anakku
We R Mommies

* friends *
IKI - Chan
Pei's Precious One

* posts *
My Precious Precious ;;)
Batuk & Bunga Belimbing Wuluh
2months
1 month Aya - Chan
Record Aya
Yuki 2th 4 bulan
Anion for Yuki
Yuki 20 bulan
17 months
Yuki's word ^^

* archives *
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
March 2008
April 2008
May 2008
June 2008
July 2008
August 2008
September 2008
October 2008
November 2008
December 2008
January 2009
February 2009
March 2009
April 2009
May 2009
July 2009
August 2009
September 2009
November 2009
December 2009
January 2010
February 2010
March 2010
April 2010
June 2010
July 2010
March 2011
June 2011
July 2011
August 2011
November 2013

Thursday, October 25, 2007
Recovery Period
Tanggal 18 kemarin ke dokter Rudi lagi untuk kontrol. BB udah turun jadi 57,5 kg ( turun 10,5 sejak melahirkan ), Tensi udah 130/90. Cukup bagus. Tapi bengkak di kaki masih belum kempes bener. Dikasih vitamin Becom-Vet & Cal-95 (=kalsium), juga Elkrip (= penghenti asi)

Gurita juga udah pake sejak tanggal 9 October sore. awalnya g boleh seret2, tapi sekarang udah vanie pake seseret mungkin. Gurita ini susah sekali kalo pakenya tanpa bantuan orang lain. Nariknya g bisa seret beneran. Hari ini, udah nyoba celana travelingnya vanie yang ukuran 28. hasilnya ? pinggang udah masuk n bisa dikancingkan (ukuran pinggang udah balik ke normal kayaknya), tapi bagian pinggul masih kurang kecil dikit. jadi kalo pake gurita, skg mulai fokus ke bagian pinggul :p.

Oh ya... sejak tanggal 18 October kemarin, mama, kimpo, tt inge, om hein, tt veli, juga tt niniek suruh vanie pake bobokan. Yaitu, campuran njet (kapur peninggalan emak), air jeruk nipis & minyak kayu putih. Katanya bisa bikin perut cepet susut, tanpa bekas guratan2. Harusnya si sejak awal pake gurita. Tapi berhubung baru dapet bahan2nya tgl 20 oktobernya, dari mama, ya vanie baru pake tanggal 20 october itu. Vanie juga udah mulai gerakin otot2 perut. Supaya perutnya engga ndut :p.

Tanggal 22 malam - 23 October malam lalu, kepala vanie sempet sakit. Mungkin karena mulai cuek ama makanan, mulai makan makanan bergaram. Malemnya pinjem alat tensi dari Lusi, entah bener / salah, tensi vanie sempat naik lagi jadi 140/110. Akhirnya, mulai lagi gerakan anti garamnya. (_ _)'

Kaki kiri juga kadang2 masi kram kalo pas ga sengaja gerak pas bobo. Kenapa ya kok bisa kram ? Vanie engga terlalu ngerti soal ini.

Hehe... tapi.... kayaknya pemulihan kondisi ini lumayan cepet juga ya ? :p. Pengen balik ke kondisi normal secepatnya :p. Doain yaaaa.

posted by Vanie at 8:21 PM | 3 comment(s)

Tuesday, October 23, 2007
Flash Back 4
Wednesday, October 17th, 2007

Stevan kritis. Semalaman erens-vanie nginep di ruang tunggu ICU. Tapi ga ada panggilan sama sekali. Sampe akhirnya pk. 9.00, setelah papa-mama & anita-cynora sampe RSAH, vanie-erens dipanggil masuk dalam ruang ICU.

Kondisinya memburuk.

Stevan,... doa dan kata2 kami ucapkan, ngelus2 kepalanya Stevan, tangan dan kakinya. Akhirnya kondisi stevan sempat stabil ( detak jantungnya yang sempat 90an, menjadi stabil di 122 ), seharusnya sih antara 140-160, tapi kami berdua disuruh keluar ama susternya.

Pk.12 lebih, vanie eren ke tambak sari untuk mandi. Sekitar pk. 13.00 kurang dikit ditlp ama anita, dikasi tau Stevan memburuk lagi.

Sepanjang jalan berharap, kehadiran kami kali ini tetap bisa membantu.

Tapi apa daya ? Waktu sampe di ICU, detak jantungnya udah 80an, dan semakin menurun. sampe akhirnya Stevan pergi....

Stevan memang anak baik. Dia pergi nunggu sampe emak dan engkongnya pergi ke China, supaya mereka engga kepikiran, supaya mereka bisa tetep liburan. Stevan pergi, supaya kami semua bisa mensyukuri arti hidup. Stevan pergi, supaya kami belajar tentang pahitnya jadi orang tua.

Pertamakali dalam sejarah hidup vanie, vanie bisa gendong bayi baru lahir. pertama kalinya vanie berani cium bayi yang baru lahir.... Makasih banyak ya Van. Papa - Mama bener2 banyak belajar dari kamu.

posted by Vanie at 10:35 PM | 1 comment(s)


Flash Back 3
Friday, October 12th, 2007

Perjalanan ke RSAH, dapet kabar dari papa, Stevan butuh transfusi darah. golongan darahnya juga blm diketahui. Padahal vanie minta tolong ke susternya, supaya stevan di cek golongan darah sejak vanie masih di ICU. Di tengah jalan jadi panik, nelpon semua orang, yang golongan darahnya A, B, & O.

Jenguk Stevan dengan hati ga karuan. Dia keliatan menderita sekali. perutnya biru. Nangis... sesekali berhasil ngempet, tapi akhirnya nangis lagi.

Pagi itu papa donor darah. untuk pertama kali dalam hidupnya. Tapi darah itu tidak bisa langsung di transfusikan. Masih butuh test virus di PMI.

Siangnya, kepikiran telp nita, nanya soal kondisi anaknya, Michael. Dia bilang juga sempat di transfusi darah. Akhirnya lega. Bilang ke eren & mertua, juga ke papa-mama. supaya mereka engga sedih / kepikiran.

Akhirnya, darah papa ditransfusikan sekitar jam 21.00.

Info yang baru akhir2 ini vanie tau : pk. 15.00 Stevan di rontgent Abdomen, hasilnya keluar kira2 pk. 19.30. tapi hasil foto ini, tidak pernah dibahas sampe pertemuan dengan Dr. Koestiyo.

Saturday, October 13th, 2007


Ginjal Stevan belum bekerja dengan sempurna, tidak mampu menyaring garam agar garam tetap tinggal dalam tubuh. Hbnya terpecah2, Stevan kekurangan natrium dan albumin, diharapkan dengan transfusi darah, Stevan bisa mendapatkan zat besi dan zat2 lain yang dibutuhkan tubuhnya. Urine yang keluar juga cuma sedikit, hanya 1-3 cc/jam.

Sunday, October 14th, 2007

Perut Stevan biru dan sepertinya agak bengkak. tangan & kakinya dingin dan biru juga. Dr. Gani konsultasi via telpon dengan Dr. Koestiyo. Diperkirakan usus besar stevan kembung & infeksi. Stevan tidak bisa pup karenanya.

Stevan dikasi sarung tangan & kaki supaya tangan kakinya engga dingin.

Monday, October 15th, 2007

Stevan keliatan lebih baik sedikit, karena tangan & kakinya hangat kupegang.

Pertemuan dengan Dr. Koestiyo memberikan penjelasan :
Oksigen yang masuk dalam tubuh Stevan tidak bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuhnya. Secara natural, tubuh mengarahkan oksigen pada 3 organ utama, yi: otak, jantung & paru2. Dengan demikian, usus, ginjal & lambung tidak kebagian oksigen, sehingga ususnya dihuni oleh bakteri2 yang tidak teratasi oleh trombositnya Stevan.

Karena itu dibutuhkan transfusi darah untuk menambahkan jumlah trombositnya. Hari ini, trombosit stevan adalah 60rban ( seharusnya yang baik adalah 150rb ). Tapi, ada harapan untuk sehat. Tergantung pada hasil transfusi.

Tindakan Dr. Koestiyo:
Antibiotik diganti dengan yang lebih kuat, dikasi microlac untuk membantu pupnya, diharapkan bakteri bisa keluar bersama dengan pup.

Jika transfusi ini membawa hasil, maka Stevan tidak perlu operasi untuk mencuci ususnya.

Sore itu, setelah transfusi, hasil test darah menunjukkan trombositnya turun menjadi 37rb.

Tuesday, October 16th, 2007

Kondisi Stevan memburuk. natrium, kalium, albumin-nya menurun semua. Trombositnya juga, sekarang malah 26rban. Dr. Koestiyo bilang, dioperasipun sekarang ini percuma, karena obat bius bisa mengakibatkan Stevan meninggal. kalaupun operasinya berhasil, tidak menjamin kesembuhan Stevan.

Mukanya bengkak, perut, lengan, paha membiru dan bengkak. luka di lipatan2 pahanya bekas selotip mulai mengering. tapi jari tangan & kakinya lebih merah daripada kemarin.

Nangis.... Tuhan... jika KAU ijinkan Stevan melewati hari ini, aku yakin, Engkau mau menyembuhkan Stevan...

posted by Vanie at 9:55 PM | 0 comment(s)


Flash Back 2
Sunday, October 7th, 2007

Keluar kamar operasi, vanie masuk ICU. Eren tanam ari2, kasi nama Lo Wei Djiang (=besar & kuat). Tensi vanie masi sangat tinggi. sekitar 180-190/110. Kira2 pk. 15.00, ada bayi yang butuh respirator masuk ke ICU, pas di sebelah kanan vanie. My son. Vanie dapat nama, Stevan Octavio (=pangeran yang lahir tgl 6 october) ^-^.

Vanie lapar, tapi ga boleh minum & makan sampe bisa kentut. Kentut pertama pas jam besuk sore, sekitar pk. 17.00. Tapi cuma boleh minum 2 sendok air. Akhirnya malam gitu baru bisa kentut beberapakali. Tetep, hanya boleh minum air beberapa sendok.

Seringnya miring ke kanan, liati Stevan. Tapi kordennya Stevan sering ditutupi, jadi cuma bisa melihat gorden hijau aja.

Info yang vanie baru ketahui akhir2 ini : pk. 9.00 stevan di rontgen thorax, pk. 13.00, hasil foto datang, baru ketahuan kalo paru2nya belum berkembang. Dr. Kohar, menyuntikkan survanta untuk mengembangkan paru2nya.

Monday, October 8th, 2007


Pagi itu, Vanie dikasi tau boleh keluar dari ICU. Vanie putuskan keluar icu stl jam besuk selesai.
Respirator yang dipake stevan sempat bermasalah kayaknya. Sedikit was2, tapi akhirnya mesinnya normal lagi sebelum dokter rudi datang dan kasi tau kalo vanie bener2 boleh pindah ke kamar biasa. Waktu itu tensi udah mulai stabil, 160-170/110.

Ketemu Dokter Gani, paru2 Stevan yang kiri udah mulai berkembang, tapi yang kanan belum. Sore itu Stevan dikasi survanta lagi untuk paru2nya yang kanan. Dan Stevan boleh dibabtis & dikasi sakramen perminyakan. Untuk kesembuhannya.

Tuesday, October 9th, 2007

Paru2 Stevan yang kanan juga udah mulai berkembang. Baguslah. Untunglah. Kondisinya kayaknya udah mulai bagus. Eren sempat motret Stevan pas tidurnya metingkrang :p. lutju.

Vanie juga udah mulai lepas selang & kateter. besok udah boleh seka badan sendiri.

Wednesday, October 10th, 2007

Stevan dibabtis.^-^ oleh Rm. Agus dari Kristus Raja. Papa yang mengaturkan. Pertama kalinya vanie bisa liat stevan agak lama, walaupun hanya dari kursi roda, dari luar ruang ICU, karena cuma 2 orang yang boleh masuk ke ICU, yi. Eren & Rm. Agus. upacaranya cuma 10 menitan. Singkat. Vanie terharu liat stevan dibabtis, kasian juga liat banyak selang2 di mulut & badannya. Tapi berharap, dengan itu semua, stevan bisa pulang dengan kondisi yang sehat.

Mulai pagi, Stevan di sinar, karena kuning. Dia pake kacamata yang besarrrr. sampe-sampe mukanya ketutupan semua.

Start hari itu, belajar caranya mompa asi pake tangan sendiri. Persiapan supaya bisa kasih Stevan secukupnya. Sebanyak2nya. Sakit. Tapi gpp. Sempat juga ikut pelajaran ttg memandikan & pijat bayi.

Setiap asi yang keluar aku simpan di dapur asi. Masuk freezer, bertahan 6 bulan. masuk kulkas biasa, bertahan 2 hari. Awalnya cuma beberapa tetes. Ga nyucuk ama sakitnya (_ _)'. Tapi gpp. butuh proses kan.

Thursday, October 11th, 2007

Pagi itu besuk Stevan naek kursi roda. Bisa pegang tangan Stevan. Jarinya panjang2, mungil sekali. Stevan tidur terus. Stevan juga sempat genggam tangan Eren.

Vanie keluar dri RS sekitar jam 12an. Sorenya pas besuk Stevan, sinar dimatikan pk. 17.00 kuningnya udah berkurang, tinggal di perutnya aja yang masih agak kuning.

posted by Vanie at 9:15 PM | 0 comment(s)


Flash Back 1
Thursday, October 4th, 2007

Ke Dokter Rudi, Tensi = 150/90, berat badan = 68. Dokter Rudi bilang, dalam 2 minggu naik 5kg ( terakhir kontrol tgl 24 September berat badan = 63kg ) itu udah ga normal. Tensinya juga terlalu tinggi. Dia bilang suruh bed rest parsial 1 minggu ( sampe tanggal 11 Oct 2007 ) Bed rest parsial gimana ? Boleh ke kamar mandi ( boleh jalan dikit-dikit ), yang pasti tidak boleh keluar rumah. Ukuran kepala bayi dibilang beda jauh dari ukuran badan bayi. Karena ukuran kepala = 32 minggu, ukuran badan 28 minggu. Hati2, karena bayi bisa meninggal. Ditakutkan Pre-eclampsia.

Resep : Bioneuron

Friday, October 5th, 2007

Bed rest hari pertama, pagi BB=66kg ( stl sarapan ), bengkak agak berkurang sejak pagi sampe malam. Liat DVD terus di ranjang. Kebanyakan posisi berbaring miring ke kanan, kaki diganjal dengan bantal. Tapi mulai siang, perut kerasa besar & keras, menjelang malam sedikit sesak ( kalo ngomong sering terpatah2 karena mengambil nafas ), tapi vanie biarkan. malam sebelum tidur timbang lagi, 68kg.

Saturday, October 6th, 2007

Bed rest hari ke-2, pagi BB=66kg ( stl sarapan ), bengkak agak berkurang sejak pagi sampe malam. Liat DVD terus di ranjang. Kebanyakan posisi berbaring miring ke kiri, kaki diganjal dengan bantal. Tapi mulai siang, perut kerasa besar & keras. Agak sore ( kira2 pk. 14.00-15.00 siang, mertua datang, dibilang muka agak bengkak. Tapi vanie tidak merasa. Jadi vanie bilang, "kebanyakan tidur mungkin, makanya keliatan bengkak :p." Kira2 pk. 17.00 mulai sesak ( kalo ngomong sering terpatah2 karena mengambil nafas ). Telepon ke mama, akhirnya memutuskan tlp ke dokter Rudi. Dibilang suruh ke rumah sakit.
Tunggu eren pulang, mandi, makan. Baru pk. 8an ke RS. cek tensi ke UGDnya RS Siloam, awalnya mau nyari 2nd opinion, karena bingung dengan beda besarnya kepala & badan bayi. Tensi = 186/100. Dianjurkan langsung opname. Akhirnya diputuskan ke RSAH, ke dokter Rudi lagi.

Sampe RSAH kira2 pk. 21.30. Tensi 170/100. Ditelponkan ke dokter Rudi, dibilang persiapan operasi Caesar. Shock. Vanie bilang, apa tidak bisa ditunggu, sapa tau tensi akan turun ? Dokter Rudi akhirnya datang ke RSAH, tensi vanie jadi 190/110. Mungkin terlalu takut denger operasi. Di test juga urinenya, mengandung protein sampe +3. Diputuskan Caesar. Baru 30 minggu... gimana kondisi anakku ?

Bius lokal. Karena engga puasa, muntah di kamar operasi. Mual, perut kerasa di tekan2. sampe akhirnya denger si bayi menangis keras. Dokter anestesi bilang, bayinya pintar, biar kecil tapi nangis. Bagusnya.

Bayi kecil itu diangkat, ditunjukkan padaku. Seseorang bilang, "cium dulu anaknya bu..." vanie seperti robot menciumnya. "tak tunjukkan tititnya ya..." ucap orang itu lagi. Vanie melihatnya sekilas. Tapi itu hanya 5 detik yang singkat aku melihat bayiku.

posted by Vanie at 8:27 PM | 0 comment(s)


Stevan's Photos....

Stevan pas di inkubator. lahir pk. 23.37, nangisnya keras sekali. 1,5 kg 40 cm




posted by Vanie at 8:19 PM | 0 comment(s)


Tengkiu all
thx udah hibur2 saya
thx udah jadi tempat buat cerita2
thx udah bikin saya ketawa2 lagi
thx udah bikin saya bisa senyum lagi
thx buat semua ucapan
thx buat semua tulisan
thx buat semua doanya.

posted by Vanie at 1:51 AM | 0 comment(s)


ASI
Kemarin2, bingung sekali gimana spy asi bisa keluar banyak. Ya rajin2 mompa, makan kacang kuah, makan kacang hijau 3 tepak penuh setiap hari, atau makan sop kacang merah. Belum lagi minum susu entrasol & putih telur 4-8 biji tiap harinya untuk pemulihan kondisi (dalam rangka meningkatkan jumlah protein dalam tubuhku).

Sejauh ini, rekor asi udah 125cc sekali mompa. ^-^

Sekarang, produksi asi cukup bagus, tapi apa gunanya ? Ama dokter dikasi obat penghenti asi, sempat kuminum 2hari berturut2, hasilnya... asi hampir berhenti total, keluarnya sedikittttt sekali, kurang dari 20cc. Ketakutan bagaimana bisa secepat itu asi berhenti keluar, akhirnya... aku berhenti meminum obatnya. Ragu2.

Apa yang kupikirkan ? Kalo asi berhenti, harusnya udah ga bingung mompa lagi, engga akan kerasa sakit2 piye gitu kan kalo over loaded ? Sekarang kalo kerasa perih2, kerasa bocor2 gitu... jadi bingung juga. Lumayan menyiksa juga kan ?

Denger2nya, kalo engga pernah lagi dipompa, akan berhenti sendiri. tapi piye g mompa kalo merembes2 terus :p?

Weslah... dilihat saja perkembangannya.

posted by Vanie at 12:00 AM | 0 comment(s)

Monday, October 22, 2007
Kehamilan yang Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi : Preeklamsia atau Toksemia
sumber : Sehat Group

Preeklamsia adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan. Bila tekanan darah anda meningkat, tubuh anda menahan air, dan protein bisa ditemukan dalam urin anda. Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau pregnancy induced hypertension (PIH). Penyebab pasti terjadinya kasus preeklamsia tidak diketahui.
Siapakah yang beresiko mengalami preeklamsia?

Berikut ini daftar ibu hamil yang memiliki resiko tinggi mengalami preeklamsia:

* Baru pertama kali hamil
* Ibu hamil yang ibunya atau saudara perempuannya pernah mengalami preeklamsia
* Ibu hamil dengan kehamilan kembar; ibu hamil usia remaja; dan ibu hamil berusia lebih dari 40 tahun
* Ibu hamil yang sebelum kehamilannya memiliki penyakit darah tinggi atau penyakit ginjal


Apakah gejala-gejala preeklamsia?


Preeklamsia ringan: Tekanan darah yang tinggi, retensi air, protein dalam urin

Preeklamsia berat: sakit kepala, pandangan kabur, tidak dapat melihat cahaya yang terang, kelelahan, mual/muntah, sedikit buang air kecil (BAK), sakit di perut bagian kanan atas, napas pendek dan cenderung mudah cedera. Segera hubungi dokter anda bila anda mengalami pandangan kabur, sakit kepala yang parah, sakit di bagian perut, dan/atau jarang sekali BAK.


Bagaimana cara mengetahui apakah saya mengidap preeklamsia?


Pada pemeriksaan sebelum kelahiran dokter anda akan memeriksa tekanan darah, jumlah urin dan mungkin meminta anda untuk menjalani tes darah yang bisa menunjukkan bila anda mengidap preeklamsia.

Dokter anda juga dapat melakukan beberapa tes, termasuk diantaranya: pemeriksaan ginjal, fungsi pembekuan darah; pemeriksaan dengan USG untuk melihat pertumbuhan janin anda; dan pemindaian dengan alat Doppler untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta.


Bagaimana pengobatan untuk preeklamsia?


Pengobatan yang dilakukan tergantung pada seberapa dekat tanggal perkiraan kelahiran anda. Bila anda sudah dekat dengan tanggal perkiraan kelahiran, dan bayi anda sudah dianggap sudah cukup berkembang, maka dokter anda mungkin akan menyarankan untuk mengeluarkan bayi anda sesegera mungkin.

Bila anda mengidap preeklamsia sedang dan bayi anda belum berkembang secara penuh, dokter anda mungkin akan merekomendasikan agar anda melakukan hal-hal berikut ini:

* Istirahat, berbaring pada sisi kiri tubuh agar janin anda tidak menindih urat darah.
* Sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran
* Mengurangi makan garam
* Minum 8 gelas air per hari

Bila anda mengidap preeklamsia berat, dokter anda mungkin akan mengobatinya dengan memberikan obat-obat untuk menekan tekanan darah sampai perkembangan bayi anda cukup untuk dapat dilahirkan dengan selamat.


Bagaimana preeklamsia dapat mempengaruhi bayi saya?


Preeklamsia dapat membuat plasenta tidak mendapatkan darah dalam jumlah yang cukup. Bila plasenta tidak mendapatkan cukup darah, maka bayi anda tidak akan mendapatkan cukup oksigen dan makanan. Ini dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan rendah.

Kebanyakan ibu hamil yang menderita preeklamsia dapat melahirkan bayi yang sehat bila preeklamsia dapat dideteksi secara dini dan ditangani dengan perawatan teratur sebelum kelahiran.


Bagaimana cara mencegah preeklamsia?


Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia. Ada faktor-faktor yang dapat penyebab terjadinya tekanan darah tinggi yang dapat dikontrol, ada juga yang tidak. Ikuti instruksi dokter anda mengenai diet dan olahraga.

* Gunakan sedikit garam atau sama sekali tanpa garam pada makanan anda
* Minum 6-8 gelas air sehari
* Jangan banyak makan makanan yang digoreng dan junkfood
* Olahraga yang cukup
* Angkat kaki anda beberapa kali dalam sehari
* Hindari minum alkohol
* Hindari minuman yang mengandung kafein
* Dokter anda mungkin akan menyarankan anda untuk minum obat dan makan suplemen tambahan.

posted by Vanie at 12:21 AM | 0 comment(s)


PREEKLAMSIA-EKLAMSIA
KETIKA BAYI "MERACUNI" IBUNYA

Tekanan darah yang tiba-tiba naik pada usia kehamilan 20 minggu bisa jadi petunjuk awal adanya preeklamsia-eklamsia. Kalau tidak cepat ditangani bisa membahayakan jiwa sang ibu dan bayi.

Alangkah bahagianya Henny saat mendapat kepastian hasil tes urinenya positif. Berarti ia bakal punya momongan. Bulan demi bulan kehamilannya tampak normal sampai pada minggu ke-20 atau sekitar 5 bulan, tiba-tiba ia merasa sering pusing. Tekanan darahnya yang biasanya cuma sekitar 110-80 mendadak naik menjadi 140-100. Ketika hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan air seninya mengandung protein (proteinuria), Henny dipastikan terkena preeklamsia.

Kelainan yang disebut juga Pregnancy Induced Hipertention(PIH) atau kehamilan yang menginduksi tekanan darah ini menurut dr. Boyke Dian Nugraha DSOG, hampir selalu terjadi pada kehamilan anak pertama. Di Inggris, katanya, preeklamsia menimpa sekitar 10-15% pada kehamilan anak pertama.

Menurut pengamatan para ahli, preeklamsia yang juga dikenal dengan sebutan kehamilan dengan pembengkakan - proteinuria - tekanan darah tinggi ini, lebih banyak terjadi di negara berkembang, termasuk Asia, di mana kebanyakan penduduknya mengkonsumsi nasi. Apa hubungan penyakit ini dengan nasi tetap belum jelas benar. Ada dugaan lantaran titik beratnya pada nasi, maka ibu jadi kurang memperhatikan zat gizi lain, misalnya susu, telur, ikan, daging, sayur, buah-buahan, dll.

Awas kejang
Sejauh ini penyebab pasti terjadinya preeklamsia-eklamsia masih gelap, tapi diperkirakan pemicunya akibat pengeluaran hormon prostaglandin yang memunculkan efek "perlawanan" pada tubuh. Pembuluh-pembuluh darah jadi menciut, terutama pembuluh darah kecil, akibatnya tekanan darah meningkat. Organ-organ pun akan kekurangan zat asam. Pada keadaan yang lebih parah, bisa terjadi penimbunan zat pembeku darah yang ikut menyumbat pembuluh darah pada jaringan-jaringan vital.

Menurut Boyke, penyakit ini bisa dibedakan dalam tiga tingkatan tergantung berat-ringannya. Pada kasus ringan, tekanan darah cenderung naik tapi masih di bawah 140-100. Gejala protein urea juga mulai muncul. Pada tingkat sedang, mulai timbul pusing, tekanan sudah lebih dari 140-100. Lalu ada pembengkakan khususnya pada wajah, kaki, dan jari-jari tangan. Pada tingkat yang berat, pembengkakan semakin jelas, rasa pusing juga makin nyata khususnya rasa nyeri pada pinggir dahi, dan tekanan darah lebih dari 160-100. Kadangkala dibarengi gangguan penglihatan (kabur) dan kencing semakin sulit karena terjadi gangguan pada ginjal. Ada pula yang disertai mual dan muntah-muntah.

Kondisi gawat terjadi bila timbul kejang atau bahkan pingsan yang berarti sudah terjadi gangguan di otak. Pada tahap ini bisa dikatakan penyakit berada pada tahap eklamsia. Pada kasus yang sudah lanjut sang ibu pada awalnya mengalami kejang selama 30 detik, lalu meningkat selama 2 menit, sebelum akhirnya pingsan selama 10 - 30 menit. Kewaspadaan perlu ditingkatkan, karena bila penderita koma berkepanjangan bisa timbul komplikasi berat. Seperti gagal jantung, gagal ginjal, terganggunya fungsi paru-paru, dan tersendatnya metabolisme tubuh.

Kejadian janin "meracuni" si ibu ini memang bisa membahayakan jiwa sang ibu sekaligus bayinya, seperti yang pernah dialami Ibu Ani sekitar 10 tahun lalu. Saat itu memasuki kehamilan bulan kesembilan kondisi Ani semakin parah. Tekanan darahnya tinggi. Ia mengalami pembengkakan hebat dan pusing serta sulit buang air kecil. Akhirnya ia dibawa ke rumah sakit dalam keadaan setengah pingsan. Sayang, jiwa sang bayi tidak tertolong, malah keadaannya dirinyapun sempat mengkhawatirkan. Pada kehamilan kedua, untung Ani tidak mengalami gangguan sama.

Dokter Boyke yang sering menangani penderita eklamsia ini juga tak habis pikir bagaimana bisa bayi yang notabene darahnya sendiri dianggap "musuh" oleh tubuh sang ibu. "Makanya bayi eklamsia itu sebenarnya menderita, maka biasanya beratnya kurang." Oleh karena itu dokter yang juga menjabat kepala diklat RS Kanker Dharmais ini menyarankan agar para ibu hamil yang menderita preeklamsia-eklamsia mengkonsumsi makanan bergizi.

Anehnya segera setelah bayi dikeluarkan, dalam beberapa saat tekanan darah ibu langsung turun. Ini sekali lagi menegaskan kalau bayi eklamsia memang dianggap "musuh" oleh si ibu. Boyke menegaskan sebagian besar kasus preeklamsia-eklamsia cuma dijumpai pada kehamilan pertama. Tapi dalam kondisi khusus bisa muncul lagi pada kehamilan kedua. Misalnya saja bila penderita hamil lagi dengan pasangan lain. Atau pernah mengalami hamil anggur, kehamilan kembar, atau punya riwayat eklamsia berat, misalnya sampai kejang-kejang. Kelainan ini bukanlah faktor keturunan, tapi semata-mata bakat alami seseorang semata.

Kapan ke rumah sakit?
Menurut dokter yang sering muncul di layar TV ini penderita pada tahap preeklamsia sedang hendaknya mau dirawat di rumah sakit untuk memudahkan pemantauan kondisi ibu dan janin. Pemantauan meliputi fungsi ginjal lewat protein urinenya dan juga fungsi hati. Menu makanan sehari-hari pun perlu diperhatikan. Yang pasti konsumsi garam harus dikurangi, sedangkan buah-buahan dan sayuran diperbanyak.

Perhatian pada pertumbuhan janin juga tidak kalah penting karena pada ibu preeklamsia-eklamsia pertumbuhan janin terhambat, akibat makanan yang diterima kurang (akibat "penolakan" oleh tubuh ibu itu).

Guna menurunkan tekanan darah, bisa diberikan magnesium sulfat lewat infus. "Kadang pasien diminta minum aspilet atau Omega-3 dengan harapan tidak terjadi pembekuan darah," tambah Boyke.

Dalam kehamilan biasa bayi akan lahir sendiri atau melalui operasi caesar setelah cukup bulan. Demikian pula pada kasus preeklamsia-eklamsia. Bayi diusahakan dikeluarkan pada usia kehamilan setua mungkin. Namun bila kondisi ibu semakin buruk, dalam arti gejala eklamsia semakin nyata, mau tidak mau dokter harus mengeluarkan bayi berapa pun usianya. "Tujuan utama menyelamatkan jiwa sang ibu, baru bayinya. Apa boleh buat kalau sang bayi tidak bisa diselamatkan," ujar dr. Boyke, yang memang sering menangani kasus serupa. Pada situasi normal tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi preeklamsia-eklamsia baru dilakukan bila tekanan darah ibu sudah turun.

Dokter yang laris sebagai pembicara seminar ini pernah memberi pertolongan pada seorang ibu yang mendadak koma karena ternyata mendapat gangguan eklamsia yang tidak terdeteksi (tekanan darahnya tidak tinggi dan tidak terjadi pembengkakan). Ibu ini dibedah caesar dalam keadaan koma sehingga tidak dibutuhkan pembiusan. "Begitu bayi berhasil diangkat dengan selamat, sang ibu siuman." Kasus preeklamsia-eklamsia tanpa tekanan darah tinggi seperti itu menurut Boyke merupakan kasus langka.

Mempersiapkan kehamilan
Kelainan preeklamsia-eklamsia berbeda dengan kehamilan dengan hipertensi. Bedanya, kalau pada preeklamsia-eklamsia tekanan darah yang tadinya normal tiba-tiba naik ketika kehamilan masuk minggu ke-20. Sementara penderita hipertensi yang hamil tekanan darahnya tinggi sejak awal. Menurut Boyke, bisa saja penderita hipertensi juga menderita preeklamsia. Biasanya pada kehamilan 20 minggu tekanan darahnya sudah mencapai 160-100. Tak tertutup kemungkinan penderita tekanan darah rendah juga bisa terkena preeklamsia.

Oleh karena itu Boyke menandaskan, pada kehamilan pertama setiap ibu harus waspada. Soalnya rahim yang untuk pertama kalinya menerima hasil pembuahan, seringkali menimbulkan serangkaian reaksi dan perubahan yang kurang wajar. Ia menyarankan kehamilan dipersiapkan sebaik-baiknya secara fisik dan mental. Suami juga perlu dilibatkan sehingga secara kejiwaan ibu dan bayi merasa "aman".

Karena kematian pada ibu melahirkan sebagian besar disebabkan oleh perdarahan atau preeklamsia-eklamsia yang terlambat ditangani, maka pemeriksaan kehamilan secara teratur mutlak dilakukan. Apalagi kehamilan dengan gangguan preeklamsia-eklamsia tidak memandang usia ataupun tingkat sosial-ekonomi tertentu. Sebab itu Boyke berharap para dokter yang menangani puskesmas di daerah-daerah terpencil cepat waspada dengan tanda-tanda kehamilan preeklamsia-eklamsia. Bila perlu segera rujuk ke rumah sakit.

Kepada penderita yang dirawat di rumah disarankan menu makanan diatur sebaik-baiknya, banyak istirahat, menghindari stres, dan mengukur tekanan darah secara teratur. Kalau perlu, tersedia alat pengukur tekanan darah yang setiap saat dapat dipakai. Bila suatu saat berat badan penderita tiba-tiba naik drastis diikuti bengkak pada kaki, muka dan jari tangan, apalagi disertai rasa nyeri/pusing pada dahi, segeralah kembali ke dokter. Taatilah semua nasihat dokter yang menangani agar terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan. Kewaspadaan pada setiap kehamilan merupakan kunci keselamatan bayi dan ibu.(Nanny Selamihardja/G. Sujayanto).

posted by Vanie at 12:15 AM | 0 comment(s)

Friday, October 19, 2007
Slamat Jalan Pangeran Mungilku
Kenapa harus dia yang pergi meninggalkan kami ? Kenapa harus dia yang menderita selama 11 hari kehidupannya ?

Segala penjelasan tentang penyakit, ttg teori2 kesehatan... mungkin itu bisa secara logis diterima ttg alasan kepergiaannya. Saat semua dokter dan suster menyerah pada kondisinya yang tampak semakin memburuk. Aku tetap bertahan pada permohonanku, "Tuhan sembuhkan dia. Tuhan kuatkan dia." bukan memohon, tapi memerintah.

Sekarang kusadari. ini yang terbaik. Untuk semuanya. Kami mungkin belum siap dengan kehadirannya. Tuhan berkehendak seperti ini, karena ingin menyiapkan kami untuk lain kali. Untuk lebih siap, untuk lebih dewasa, untuk lebih dekat, untuk bisa belajar saling mendukung dan mengerti ttg perasaan kami.

Selama kehamilanku, begitu banyak yang kami alami. Begitu banyak yang aku takutkan, cemaskan, banyak hal aku pikirkan dan membuatku senewen. Tangis & kemarahan yang terpendam, kekecewaan. Berkali2 lambungku menjerit karena semua pikiran2 itu.

Salahku... karena aku yang tidak dewasa. Karena aku pangeran kecilku menderita.

Tuhan memang lebih menyayangi Stevan ketimbang kami. Tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk Stevan daripada kami. Pangeran kecilku, membuat kami lebih sadar. Bahwa kami harus belajar lebih dewasa, lebih terbuka, untuk saling mendukung, bukannya malah saling menyalahkan.

Selamat jalan Stevan. Trimakasih untuk 11 hari bersamamu. Mama-Papa sayang sekali sama Stevan. Maafkan kami.... Maaf... karena kami tidak bisa melakukan apapun untukmu, malah kamu yang telah berbuat banyak untuk kami.

posted by Vanie at 9:30 PM | 5 comment(s)

Saturday, October 13, 2007
Today's Mood
Baru ini isa merasakan betapa lutjunya seorang anak. Baru ini bisa mikir... "anakku". Mama pengen gendong stevan.... mama kangen stevan. Walaupun blm pernah gendong satu kalipun. Iri rasae liat orang2 gendong anak2nya. Iri liat orang2 bisa dorong2 kereta bayinya.

Aku mau tetep optimis. Dan aku harus optimis! Tidak ada waktu untuk menangis !

posted by Vanie at 12:40 AM | 2 comment(s)

Saturday, October 6, 2007
Stevan Octavio
Telah lahir ke dunia, "Stevan Octavio" = Pangeran yang lahir tanggal 6 Oktober.

My little prince. Hope u'll be just fine.

posted by Vanie at 11:37 PM | 0 comment(s)

Wednesday, October 3, 2007
30 Minggu
Kemarin ketemu Tt. Inge & Om Hein. Tt. Inge bilang, bengkaknya parah nemen. Karena gede buanget, n sampe betis. Padahal usia kehamilan baru 7,5 bl. Ntar pas 8-9 bulan itu bisa lebih buruk lagi bengkaknya. Tt Inge juga nanya emange udah naek berapa kg ? Terakhir vanie timbang, naeknya udah 16 kg. ( hari selasa pagi timbang udah 65 kg). Tt. Inge bilang lagi, Haaa. kok g keliatan. mungkin karena bengkaknya itu makanya beratnya jadi segitu. Wong kamu engga gendut2 banget.

Dia juga sempat bilang, dulu Tt. Inge bengkak cuma di kakinya aja, g sampe naik ke betis apalagi paha. itu aja rada gede dikit ( lebih kecil dari kakiku kemarin ) udah dikasi obat ama dokternya buat ngempesin. katanya ga boleh bengkak terlalu besar kayak gitu.

Trus, tadi pagi setelah sarapan susu & roti kering timbang lagi = 66kg, sementara tadi malam sebelum tidur = 67 kg. Aneh. Jumlah makanan yang aku konsumsi juga normal, bahkan udah mengurangi garam kan, kenapa beratnya cepet sekali naik turun ? Jadi kepikiran kata2nya tt. Inge kemarin. Apa karena bengkaknya rada kempes dikit, jadinya beratku bisa turun 1 kg ?

Hari ini rencana ke dokter lagi. Nanyain. Tentang bengkak ini. Karena kemarin pas terakhir ke dokter, dokternya engga ngeliat kaki, cuma bilang bengkak itu wajar. Kalo emang merasa kebanyakan garam ya kurangi garam. kalo engga ya dibawa nyantai aja. Hari ini maunya nunjukkin kaki yang bengkak ini, biar dia liat sendiri, n denger komentarnya apa.

Moga2 g ada apa2. Yang jelas harusnya bukan pre-eclampsia kok. Soalnya tensinya normal, engga ada hipertensi. Wait and see aja deh.

posted by Vanie at 7:32 PM | 0 comment(s)